Materi PAI Kelas XI Semester1 BAB 2
BAB 2 HIDUP NYAMAN DENGAN PERILAKU JUJUR
A. Pentingnya
Perilaku Jujur
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau
diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jadi,
kalau suatu berita sesuai dengan keadaan
yang ada, dikatakan
benar/jujur, tetapi kalau tidak,
dikatakan dusta. Allah
Swt. memerintahkan kepada kita
untuk berlaku benar
baik dalam perbuatan
maupun ucapan,sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. at-Taubah/9: 119
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah,
dan bersamalah kamu dengan
orang-orang yang benar.”
(Q.S. at-Taubah/9: 119)
Kejujuran
itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan. Kejujuran merupakan sifat
seorang yang beriman, sedangkan
lawannya, dusta,
merupakan sifat orang yang munafik.Ciri-ciri orang munafik adalah dusta,ingkar janji,
dan khianat, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut ini:
Ibnul Qayyim berkata,
dasar iman adalah
kejujuran (kebenaran), sedangkan dasar nifaq adalah
kebohongan atau kedustaan.
Tidak akan pernah bertemu
antara kedustaan dan keimanan
melainkan akan saling
bertentangan satu sama lain. Allah Swt.
menegaskan bahwa tidak ada yang
bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab,
kecuali kejujurannya (kebenarannya).
B. Keutamaan Perilaku Jujur
Kejujuran merupakan akhlak mulia
yang akan mengarahkan
pemiliknya kepada kebajikan,
sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,
Pemilik
kejujuran memiliki kedudukan
yang tinggi di dunia
dan akhirat.
Dengan
kejujurannya, seorang hamba
akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat
dari segala keburukan.
Orang yang
jujur akan dipermudah rezeki dan segala
urusannya.
Kejujuran berbuah kepercayaan.
Jujur membuat
hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati
jadi was-was.
C.
Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya,
jujur itu ada
beberapa macam, yaitu
1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu
motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah
Allah Swt. dan ingin mencapai
riḍaNya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur.
Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
2. Jujur dalam
ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang
terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan dengan ikhlas oleh
syari’at
seperti dalam kondisi
perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan semisalnya.
Setiap
hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan.
3.
Jujur dalam perbuatan,
yaitu seimbang antara
lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir
dan amal batin.
Jujur dalam perbuatan
ini jugaberartimelaksanakansuatupekerjaansesuaidenganyangdiriḍaiAllah
Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran,
baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan,
maupun jujur dalam perbuatan
membutuhkan kesungguhan. Adakalanya
kehendak untuk jujur itu lemah,
adakalanya pula menjadi kuat.
D. Petaka Kebohongan
Kebohongan akan
menghantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah berani menutupi
kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk
tujuan jahat, ia
telah melakukan kebohongan.
Kebohongan yang dilakukannya itu
telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.
E. Hikmah Perilaku
Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari
perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan
enak dan hati tenang,
jujur akan membuat kita menjadi
tenang, tidak takut akan
diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah
Swt. dan rasul-Nya.
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam
berbagai hal dalam
kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal.
Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur.
1.
Di sekolah, kita bisa meluruskan
niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek
pekerjaan teman,
melaksanakan piket sesuai
jadwal, menaati peraturan
yang berlaku di sekolah,
berbicara secara benar
baik kepada guru, teman
ataupun orangorang yang ada di
lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada
orang tua, memberitakan hal yang
benar. Contohnya saat meminta uang untuk
kebutuhan suatu hal, tidak
menutup-nutupi suatu masalah pada
orang tua, tidak melebih-lebihkan
sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran
dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat
suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat gosip. Ketika
diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi
dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar